Gedung DPR/MPR |
Deny pun tiba-tiba tertawa sinis…, memecah lamunan nya. Lalu
tiba-tiba rasa nasionalis-nya membuncah sebagai pemuda. Dalam hatinya pun ia
berkata “Gilaaaa….., saat rakyat menderita mereka para wakil rakyat
bersenang-senang”. Deny pun bangkit dari tempat tidurnya dan langsung membuka
tas nya dan mengambil buku lalu menyobek selembar buku tersebut pada bagian tengahnya dan menodainya dengan
tinta. Yupsss…., Deny malam itu membuat secarik surat untuk para anggota DPR
(Dewan Perwakilan Rakyat ).
Yth, Anggota DPR yang membaca surat ini
di Gedung DPR
Jakarta
Assamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Salam Sejahtera,
Dalam malam yang gelap saya menulis
surat ini, ditemani oleh pijar lampu yang agak redup dan suara jangkrik yang
takut-takut. Semoga surat ini dapat berguna sebagai bahan intropeksi untuk
Bapak/Ibu yang membacanya. Saya sangat berterima kasih sekali karena Bapak/Ibu masih berkenan untuk membaca
surat yang tidak berguna dari saya ini. Semoga surat ini dapat bermanfaat bagi
semuanya dan tidak menimbulkan sesuatu yang tidak diinginkan.
Mungkin saya orang yang tidak pandai
untuk berbasa-basi. Seperti yang saat
ini sedang ramai diperbincangkan diberbagai media baik itu koran, majalah,
media online, radio dan televisi tentang kontroversi proyek ruang baru badan
anggaran DPR yang sangat menyakiti saya sebagai pemuda dan rakyat kecil di
negeri tercinta ini.
Semua di negeri ini sudah tahu kalau
Bapak/Ibu yang duduk di gedung DPR adalah wakil rakyat yang mewakili dua ratus
juta lebih penduduk di negeri ini. Bapak/Ibu juga wakil dari rakyat kecil
seperti saya ini dan rakyat-rakyat kecil lainnya di negeri ini. Bapak/Ibu juga
harus sadar bahwa Bapak/Ibu juga dapat duduk sebagai anggota DPR berkat
suara-suara dari rakyat kecil. Mana janji-janji Bapak/Ibu waktu itu yang
membuat kami melayang-layang oleh janji-janji perubahan yang Bapak/Ibu
kumandangkan ditelinga kami. Apakah perubahan seperti saat ini yang Bapak/Ibu
maksud waktu itu adalah perubahan kearah yang lebih sulit, yang tidak pernah kami
bayangkan sebelumnya.
Proyek ruang baru badan anggaran DPR
sangat menyakiti saya dan mungkin seluruh rakyat di negeri ini. Bagaimana tidak
saat saudara-saudara kita masih ada yang tidur beralaskan tikar, kardus dan
lantai serta berselimut angin malam yang dingin dan rasa ketakutan di pinggir
jalan. Saat para penerus negeri ini masih ada yang menuntut ilmu dengan
ketakutan, takut atap gedung sekolah nya runtuh. Saat masih ada anak-anak yang
tidak dapat menikmati pendidikan dan mereka harus meminta-minta di jalan saat
teman-temannya sedang asyik menuntut ilmu. Saat saudara-saudara kita masih ada
yang kelaparan dan mengais-ngais makanan di tempat sampah.
Apakah Bapak/Ibu masih tega menyakiti
kami dengan duduk diatas kursi dengan harga bermiliyaran rupiah buatan luar
negeri. Apakah saudara-saudara kita di negeri ini tidak becus untuk membuatkan
kursi ?. Atau kursi buatan luar negeri dapat membuat Bapak/Ibu tertidur dengan
pulas saat sedang sidang sehingga dapat melupakan masalah-masalah di negeri ini
yang membuat kepala Bapak/Ibu ingin pecah. Bagaimana Bapak/Ibu dapat merasakan
panasnya dan sulitnya kehidupan anak-anak jalanan jika Bapak/Ibu mempunyai
ruang kerja yang mewah yang dilengkapai dengan AC yang dingin.
Apalagi bila saya ingat proyek
pemebetulan WC gedung DPR, yang kabarnya
bernilai kurang lebih Dua Milyar Rupiah. Sungguh menyakitkan bila kita
bayangkan dengan kondisi saudara-saudara di negeri ini yang kesulitan air
bersih dan masih tinggal ditempat yang tidak layak. Apalagi masih ada
saudara-saudara kita dinegeri ini yang masih buang air ditempat-tempat yang
tidak layak, seperti di sungai atau dikali-kali.
Sekian surat dari saya, semoga surat
ini dapat bermanfaat untuk kita semua terutama untuk saya. Apabila ada
kata-kata yang kurang berkenaan di hati tolong dimaafkan. Tetapi yang saya
tulis pada surat ini adalah keyataan yang ada pada negeri ini.
Wassalam Mualaikum warahmatullahi
wabarakatuh
Setelah menulis surat itu deni lalu
membuang surat yang baru saja ia tulis ke tempat sampah. Karena ia bingung
kemana surat itu akan ia kirim, dan apabila ia kirim apakah suratnya akan
dibaca. Dan dia juga takut apabila surat itu ia kirim, ia akan mendapatkan banyak
masalah yang harus ia hadapi.
Deni pun segera kembali membaringkan
badannya ke tempat tidurnya, dan tak lama kemudian matanya pun terpejam.
0 comments :
Post a Comment
Tolong Komentarnya ya gan....!!!