Sunday 30 August 2015

Buku Tulis (Best Seller)

Berkali-kali ane ke toko buku, di setiap rak-rak nya penuh dengan buku-buku. Mulia dari buku pelajaran, novel, komik, cerita anak, sampai dengan buku musik, semua nya ada disana tersusun rapi dan bersih. Disetiap rak-rak tersebut tersusun banyak buku dengan judul yang beraneka ragam dengan bermacam-macam penulis. Di rak-rak tersebut tersusun segudang ilmu pengetahuan dengan cover yang menarik-narik seakan ingin mengajak orang-orang yang melihat nya dengan ajakan “Ayo…, dong baca gue”.

Terkadang pengen sih beli mereka semua, tapi…, apa daya kocek terkadang kurang mendukung. Trus…, takutnya pas udah kebeli kaga kebaca, kan jadi mubazir. Hufffttt…., sambil mengernyitkan dahi ane berfikir mau beli yang mana ini. Yang ini ceritanya bagus, yang ini covernya menarik, yang ini judul nya idealis, yang ini harganya terlalu mahal, yang ini terlalu ilmiah, yang ini bagus nih…, tapi nanti dulu dah, keliling-keliling dulu.

Sambil mikir-mikir ane keliling-keliling dulu siapa tahu aja dapet buku yang pas nanti. Disetiap rak-rak tersebut ada banyak buku yang berlabel best seller. Biasanya ane lebih tertarik sama buku yang berlabel best seller. Kenapa ane tertarik ?,yaaappppssss…, alasan utamanya karena buku tersebut banyak dibeli oleh pembaca. Ane percaya Label “Best Seller” menawarkan bacaan yang menarik. Berdasarkan pengalaman-pengalaman ane “Best Seller” enggak pernah mengecewakan, dan enak untuk dibaca.

Sambil iseng-iseng ane mampir ke rak pejualan ATK (Alat Tulis Kantor). Disana  tersedia berbagai macam peralatan-peralatan kantor, mulai dari pulpen, pensil, pensil warna dan teman-temannya sekalian. Seketika ane melihat tumpukan buku tulis, waaahhh…, buku tulis, dan ane menghampirinya. sambil tertawa dalam hati ane berfikir ini baru “best seller”, hahahahahha….

Iya…, buku tulis tuh menurut ane “Best Seller” sejati. Tapi dicovernya enggak pernah tercantum label “Best Seller”. Mungkin buku tulis emang rendah hati, enggak mau sombong. Atau mungkin buku tulis emang minder, percuma jadi “Best Seller” kalo akhirnya nanti bakalan jadi bungkus gorengan, bungkus cabe-cabean atau tergeletak begitu saja jika sudah terisi penuh dan ditemani dengan debu. Mungkin karena kepolosannya yang belom terisi apa-apa sehingga buku tulis enggak pantas berlabel “Best Seller”. Padahal kan buku tulis penjualannya cukup signifikan, apalagi pas pergantian tahun ajaran.

akhirnya ane keluar dari toko buku tersebut, tanpa membebaskan sebuah buku pun keluar dari toko tersebut . Kebetulan kocek ane emang lagi sekarat. Tapi ane belajar dari buku tulis yang masih putih polos dan belum terisi apa-apa bahwa menjadi terbaik itu engga selalu harus dapet penghargaan. Terima kasih buku tulis…


0 comments :

Post a Comment

Tolong Komentarnya ya gan....!!!

 

out_this genk Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger