Tuesday 20 September 2011

Dari Bangku Stadion


Andre terduduk lesu dibangku stadion, ketika wasit meniup peluit babak pertama usai. Karena di papan skor terpampang bahwa timnas negaranya tertinggal 0 – 2 dari lawannya. Bukan hanya dia yang tertunduk lesu, tapi orang – orang yang ada di stadion  juga merasakan hal serupa seperti Andre, mereka yang berbondong – bondong mengenakan atribut kebesaran timnas kesayangannya juga merasakan hal yang sama seperti Andre. Mereka yang ingin melihat penampilan terbaik timnas kesayangannya, untuk saat ini harus merasa kecewa. Karena penampilan timnas kesayangannya jauh dari apa yang mereka harapkan. Bahkan orang – orang sampai ke pelosok negeri juga merasa kecewa melihat penampilan timnas Negara ini bermain pada babak pertama. Kuping Andre juga mendengar cacian dan makian dari para penonton  yang tidak puas melihat penampilan timnasnya, terlebih – lebih ada pemain yang melakukan kesalahan.

“ Pulang sajalah Ndre “, ujar Fachri yang duduk  di sebelah Andre, memecah lamunan Andre. “ Nanti sajalah Ri, pertandingan kan belum selesai “, jawab Andre. “ Tapi sepertinya kita bakalan kalah Ndre “, balas Fachri dengan wajah sedikit pesimis. “ Kan masih ada babak ke dua Ri, bola itu bundar sob, segalanya bisa terjadi “, jawab Andre tenang. “ Memang bola bundar Ndre, tapi melihat permainan  timnas kita yang loyo seperti ini, gimana mau menang sob…., bisa -bisa kita dibantai sob….! “, kata Fachri. “ Aaaaaahhh…., payah kali kau Ri, baru jadi penonton aja kau sudah putus asa melihat timnas kita kalah. Apalagi jika kau jadi pemain, bisa-bisa kau izin pulang ditengah pertandingan “, jawab Andre setengah mengejak Fachri. “ Aaaahhh…, bisa saja kau sob…! “, jawab Fachri, dibarengi dengan tawa mereka berdua.

Wasit meniup peluit, pertanda babak kedua dimulai. Andre dan Fachri pun kembali larut pada pertandingan tersebut . Riuh penonton pun sedikit berkurang, tidak seperti  ketika babak pertama dimulai. Tetapi stadion tidak benar-benar sunyi, masih terdengar yel-yel mendukung timnas untuk segera bangkit dari ketertinggalan. Celotehan-celotehan para penonton yang tidak puas melihat permainan timnas kesayangannya juga masih terdengar,karena permainan timnas kesayangannya tidak semakin membaik. Andre dan Fachri pun mengamati jalannya pertandingan  dengan seksama.

Peluit babak kedua  pun dibunyikan, menandakan pertandingan usai. Papan skor pun menunjukkan angka 0 – 4, menandakan tuan rumah kalah oleh tamunya. “ Aaaahhh….lihat sob…, gawang kita kemasukan 4 goal, mendingan tadi kita pulang saja. Kalau kita sudah pulang tadi kita  dah sampe rumah nih…!!! “, gerutu Fachri kepada Andre. “ Iya-iya sob, gue juga sudah tahu…, engga usah dibilangin juga kali “, balas Andre. “ Aaaahhh…, bisa aja loe ngelesnya..,  kaya bajaj mau nyerempet bebek lagi nyeberang aja, hahhahahhaha….”, balas Fachri, sedikit mengejek Andre. “ Namanya juga pertandingan Ri, kemungkinannya hanya ada tiga. Yaitu menang, kalah atau seri “, kata Andre, tidak mau kalah dengan Fachri. “ Aduh…, aduh…, kau ini ngeles mulu dari tadi sob…, ya sudah, ayo kita pulang “, ajak Fachri. Andre pun segera bangun dari tempat duduk nya, dan  bergegas untuk meninggalkan stadion.

Sebenarnya perasaan Andre sama juga seperti perasaan Fachri dan penonton-penonton lainnya yang kecewa, karena  timnas kesayangannya kalah. Tapi Andre merasa tak perlu melampiaskan rasa ke kecewaanya  itu, dengan bersikap anarkis, seperti merusak fasilitas-fasilitas umum, apalagi sampai menyebabkan korban jiwa. Nama nya juga pertandingan ada kalah-ada menang, ada duka dan ada suka, serta ada yang menangis dan ada yang tertawa.

Sebagai penonton saja kita sudah kecewa melihat timnas kesayangan kita kalah. Apalagi para pemain yang sudah bercucuran keringat, jatuh dan tak jarang mereka meringis kesakitan karena tekel keras dari team lawan. Tentunya para pemain akan lebih sangat kecewa, setelah hasil yang dia dapat ternyata kalah. Andre berpikir, dia ditakdirkan hanya sebagai penonton. Yang tugasnya menyaksikan dan mendukung para pemain berlaga, tanpa melakukan tindakan yang anarkis bila team kesayngannya kalah.

Andre pun meninggalkan bangku stadion, dan akan kembali lagi duduk dibangku stadion sebagai penonton, untuk mendukung timnas kesayangan nya berlaga.  Dari bangku stadion, andre menyanyikan yel-yel  untuk mendukung timnas kesayangannya. Dari bangku stadion, Andre mendengarkan pujian dari para penonton ketika  team kesayangannya menang . Dari bangku stadion, kerap juga terdengar cibiran-cibiran dari para penonton ketika para pemain team kesayangannya bermain mengecewakan. Dari bangku stadion jugalah Andre merasa semua orang dapat bersatu. Entah apa lagi yang akan dialami oleh Andre dari bangku stadion. Menang atau kalah, tawa atau tangis, suka atau duka.

0 comments :

Post a Comment

Tolong Komentarnya ya gan....!!!

 

out_this genk Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger