Tuesday 6 September 2011

Memang Itulah yang Kebanyakan Terjadi Saat Ini


Hati Deden masih panas mendengarkan ucapan bapak setengah baya yang barusan duduk disebelah nya, ditambah kemacetan kota yang memang bukan pemandangan aneh lagi. Mata Deden sama sekali tidak berkedip mengamati bapak paruh baya itu ketika turun dari bus, Deden pun masih terus mengamati kemana langkah bapak paruh baya itu sampai tidak terlihat lagi karena laju bus yang semakin meninggalkan bapak paruh baya itu.  Sepertinya kejadian yang baru saja dialami oleh Deden telah merubah semangatnya di pagi hari. Deden hanya termenung  dan mengamati sekitar bus dan sesekali melihat pemandangan disekitar jalan menuju ke sekolah nya.

Deden masih ingat betul setiap detail percakapannya dengan bapak paruh baya itu, masih terngiang-ngiang dalam ingatannya bagaimana bapak paruh baya itu menanggapi sinis terhadap dirinya yang mengaku belum pernah merokok.

Deden pun kembali mengingat percakapannya dengan bapak paruh baya itu. Bapak paruh baya itu memulai percakapan dengan Deden ketika ia melihat beberapa orang anak laki-laki dengan berseragam sekolah dengan santainya merokok didalam bus. “ Kamu engga ngerokok de….?”, Tanya bapak paruh baya itu. Deden pun menjawab dengan sedikit melemparkan senyum kepada bapak paruh baya itu “engga pak, saya engga ngerokok…!”. “Masa sih kamu engga ngerokok, anak-anak itu aja ngerokok, anak-anak itu kan se-usia kamu”, sambil mengalihkan pandangannya ke anak-anak yang merokok itu. Deden pun hanya tersenyum, karena ketika ingin menjawab, bapak paruh baya itu segera melanjutkan pembicaraanya “Pasti kamu bakalan ngerokok deh, apalagi kamu anak laki-laki, ntar pas lagi nongkrong sama temen-temen kamu ditawarin ngerokok dengan ancaman engga bakalan ditemenin,  kamu pasti juga bakalan merokok, apalagi pergaulan anak-anak se-usia kamu sekarang ini….”. 

Deden pun hanya diam dan sedikit tersenyum dengan senyum  yang sedikit dipaksakan kepada bapak paruh baya itu. Deden memilih diam untuk menghentikan percakapannya dengan bapak paruh baya itu, karena menurut deden sudah tidak perlu lagi ia mengeluarkan sepatah kata lagi pada bapak paruh baya itu.

Terkadang kita sering menilai kebiasaan pergaulan banyak orang di masyarakat, untuk menilai seseorang. Dan menganggap sinis apabila ada seseorang yang keluar dari kebiasaan  tersebut, apalagi kebiasaan yang sering terjadi di kebanyakan orang pada pergaulan masyarakat tersebut adalah kebiasaan buruk. Seperti yang dialami Deden, ketika dianggap dengan sinis oleh bapak paruh baya ketika ia mengaku tidak merokok. Deden-pun hanya bisa menahan amarahnya di dalam hati dan dia hanya terdiam saja. Deden lebih memilih diam karena ia sadar bahwa yang dikatakan bapak paruh baya itu tidak sepenuhnya salah malah cenderung benar, bahwa yang kebanyakan terjadi dimasyarakat saat ini memang seperti yang diutarakan bapak paruh baya tersebut.”        

0 comments :

Post a Comment

Tolong Komentarnya ya gan....!!!

 

out_this genk Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger