Sunday 15 February 2015

Antara Si Nyonya Tua dan Si Setan Merah

Ah…, dasar karbitan lu. Itulah kata-kata yang sering gue dengar ketika gue harus berganti jersey dari jersey merahnya si setan merah ke jersey putih abu-abu nya si nyonya tua. Ya…., gue hanya bisa membalas nya dengan senyuman. Mereka hanya tau di satu pihak gue dukung Manchester United dan di satu pihak gue dukung Juventus. Terserahlah apa kata mereka , mereka mau ngomong apa. kalau kata peterpan dalam salah satu lirik dilagunya “Hanya bisa bicara mereka tak beri jawaban”.

Emang engga boleh ya…, kalau kita dukung dua team dari liga yang berbeda. Juventus dari liga Italia dan Manchester United dari liga Inggris. Apa kita engga boleh dukung lebih dari satu klub sepakbola. Ampuuunnn dahhhh…, Apa seorang The Jak Mania atau Viking  engga boleh mendukung klub-klub sekelas Barcelona, Real Madrid, Juventus, Manchester United dan klub-klub besar lainnya ?.

Gue suka si Nyonya Tua dari gue kecil, tepatnya dari gue masih SD. Dari zaman-zaman pemain sekelas Zinedine Zidane, Edgar Davids dan sang pangeran Juventus Alessandro Del piero menari-nari dengan bola diatas rumput Delle Alpi sampai seorang Tevez, Vidal, Pirlo membuat murung muka pemain lawan ketika meninggalkan Juventus Stadium. 

Ketika Juventus harus turun ke Serie B, gue pun masih setia dan masih bangga mengenakan kaos kebesaran Juventus. Karena bagi gue waktu itu walaupun Juventus harus turun ke kasta Serie B, tapi nama Juventus masih tetap besar. Juventus hanya semusim berada di Serie B, dan kembali naik kasta ke Serie A yang merupakan habitast aslinya. Gue pun seneng banget waktu itu sob…., karena Serie A adalah tempat yang pantas buat Juventus.

Gue masih tetap dukung Juventus walaupun penampilannya masih labil dan angin-anginan. Seperti kata Ibu kita Kartini “Habis Gelap Terbitlah Terang” . Akhirnya Terang itu datang juga, ketika tangan dingin seorang Antonio Conte yang merupakan salah satu legenda Juventus, berhasil menyulap Juventus menjadi team yang superior dengan menjadi jawara Serie A Italia tiga kali berturut-turut. 

Kenapa gue suka Manchester United ?. Kecintaan gue dari team yang bermarkas di Old Trafford ini bermulai dari ketidaksengajaan. Karena baju bola yang pertama gue miliki adalah baju Manchester United dengan nama belakang nya Cole dan Sharp sebagai sponsor dibagian depan jersey nya. Waktu pertama kali gue dibelikan baju bola tersebut, gue engga tahu itu klub apaan sob…, nama nya juga anak masih SD kelas satu, nurut aja gue ma orang tua gue, ketika do’i memilihkan baju dengan nama belakang Cole. Pokoknya yang penting gue punya baju bola buat gue pake maen bola dilapangan dekat rumah gue.

Akhirnya gue cari tahu sendiri, pertama-tama yang gue cari tuh siapa sih, si Cole itu. Dan akhir nya gue menemukan jawabannya. Ternyata Cole adalah seorang striker klub hebat di liga Inggris yang bernama Manchester United dan mempunyai julukan The Red Devils atau Si Setan Merah. Dan akhir nya gue mulai mengikuti pertandingan-pertandingan Manchester United setiap minggu nya. Keren, aktraktif, dan permainan menyerangnya membuat gue terhibur dan sekaligus jatuh cinta kepada klub dari Manchester, Inggris tersebut.
Banyak bintang yang silih berganti datang dan pergi, mulai dari Beckham, Cristiano Ronaldo dan bintang-bintang lainnya. Tapi ada salah satu klub yang paling gue benci, yaitu Real Madrid. kenapa gue benci klub itu, karena EL-Real selalu saja mengganggu para pemain bintang Manchester United untuk berlabuh ke Santiago Bernebeu. Mulai dari David Beckham, lalu Rud Van Nistelrooy, kemudian disusul dengan Gabriel Heinze, dan terakhir mega bintang Cristiano Ronaldo. Akhir-akhir ini seorang David De Gea juga dikaitkan dengan klub tersebut. Membuat gue sangat kesal dengan klub tersebut.

Walaupun banyak pemain yang silih berganti dating dan pergi dari Manchester United gue tetap cinta Manchester United. Karena yang gue suka Manchester United nya bukan personal pemainnya. Walaupun Sir Alex sudah tidak menukangi si Setan Merah lagi. Dan periode buruk di masa kepelatihan David Moyes, yang enggak pernah ane bayangkan sebelum nya. Sampai era Van Gaal Dengan pemain-pemain bintang nya, yang menurut ane masih angin-anginan. Tapi kembali seperti kata Ibu kita Kartini “Habis Gelap Terbitlah Terang”, semoga gelap di Old Trafford cepat-cepat menemukan terang nya.

Terusss…, apa gue engga boleh menjadi seorang Juventini dan seorang Manchunian. Sebagai Juventini Gue pernah merasakan getir nya menjadi seorang pendukung yang klub kesayangannya di cap bermain curang. Sebagai Manchunian gue pernah merasakan di bilang kalau wasit tuh takut sama Fergie makanya Manchester United selalu menang melulu. Tapi gue dengan bangga mau bilang Gue Juventini dan Gue Manchunian. Walaupun kedua klub itu penuh dengan kontroversi.  Gue mau bilang Glory…, Glory…, MANCHESTER UNITED dan FORZA JUVE.

0 comments :

Post a Comment

Tolong Komentarnya ya gan....!!!

 

out_this genk Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger